Ide Kreatif adalah Artikel kretifitas anak Indonesia yang menyajikan berbagai macam informasi, tips, serta kisah unik dan menarik.

Rabu, 16 Mei 2012

Swinger di Jepang Semakin Marak

Posted by admin On 06.41 2 comments

Swinger atau tukar pasangan seks adalah sesuatu yang masih 'underground' namun telah membudaya dengan sangat khas sekali dikalangan para pasangan yang telah menginjak kepala tiga.Fenomena itu bergeser,Kini mereka lebih muda, lebih liar dan lebih menggoda!Pesan singkat masuk ke dalam ponsel seorang kawan saat kami sedang bersantai di lobby sebuah hotel bintang lima di daerah Jakarta Selatan. Isinya singkat, “Ada anak baru mau ikutan party. Besok di Anyer.” Teman saya tersenyum sambil menyerahkan handphonenya kepada saya. Saat membaca pesan itu saya tidak begitu mengerti apa maksudnya.


Seminggu berselang, dalam account FB saya ada sebuah pesan dari kawan saya tersebut. Dia bercerita panjang lebar soal “party” yang dimaksud dalam SMS tempo hari yang ditunjukkannya pada saya. “Pesta terliar dalam yang pernah saya alami,” ujar teman saya mengawali obrolannya. Dalam sebuah cottage di Anyer, dia bersama pasangan melakukan swinger dengan pasangan lain yang usianya masih pantas disebut sebagai mahasiswa.

Pesta swinger itu rencananya dihadiri tiga pasangan yang masing-masing akan menukar pasangannya untuk kemudian berhubungan seks dengan pasangan lainnya. Uniknya, salah satu pasangan ini usianya masih cukup muda. “Mereka salah satu mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Surabaya. Kebetulan lagi liburan ke Jakarta dan sekalian aja kita party,” ujar teman saya terkekeh.

Jika teman saya dan pasangannya sudah berusia diatas kepala tiga, maka berbeda dengan pasangan lainnya dalam pesta swinger itu. “Mereka masih kuliah, dan mereka bilang punya beberapa teman yang juga senang swinger. Kapan-kapan mau diajak main ke Jakarta biar bisa ikutan,” ujar teman saya lagi. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarnya.

Swinger mungkin kata yang terdengar aneh di kepala saya. Namun keanehan itu segera terbayar ketika seorang teman berhasil memberikan nomor kontak salah seorang penggila swinger. Ia segera menelponnya dan menyerahkan hapenya ke saya untuk selanjutnya ngobrol beberapa menit tentang swinger. “Mungkin tiga sampai empat tahun yang lalu, swinger memang identik dengan pertukaran pasangan seksual antara pria dan wanita yang sudah menikah. Bahkan ada klub swinger di Jakarta yang mengharuskan anggotanya menikah sebelum mengajaknya berpesta. Tapi sekarang, banyak ABG juga kok yang swinger. Saya kenal baik dengan beberapa dari mereka. Dan ingat, mereka bukan PSK (pekerja seks komersial –Red) tapi memang suka dengan sensasi dalam swinger,” ujar si nara sumber dari seberang telepon.

Menurutnya, swinger memang berbeda dengan hubungan seks pada umumnya. “Swinger melibatkan rasa kepercayaan dan fantasi tersendiri saat kita ikut di dalamnya. Kita saling percaya satu sama lain sehingga hubungan seks itu tidak melulu soal nafsu. Ada sensasi dan perasaan yang berbeda saat melakukannya,” ujar pria yang enggan menyebutkan nama aslinya itu.

Sebuah klub malam di Jakarta Barat, kerap dijadikan tempat berkumpul para pasangan penikmat swinger. “Kita sering bertemu di sana. Untuk swinger sendiri tidak bisa dipastikan kapan rutinnya digelar. Biasanya sih kalau sudah sama-sama cocok maka kita bisa lanjut untuk cari room. Pasangan-pasangan muda biasanya lebih hot. Mereka sangat open minded dan terkesan liar,” ujar nara sumber tadi.



Di kalangan para pelakunya, fenomena swinger tampaknya mulai merambah usia yang lebih muda. Jika dulu para swinger identik dengan pasangan yang sudah memasuki usia matang, kini tampaknya trend itu bergeser. Rentang usia pertengahan kepala dua menjadi usia yang banyak dijumpai di pasangan swinger. “Memang banyak peminatnya sekarang masih muda-muda. Kalau saya tidak mempermasalahkan usia. Selama kita saling cocok dan suka, ya lakukan saja,” ujar nara sumber tadi mengakhiri obrolan.

Bicara sejarah, swinger memang bukan fenomena baru. Sejak berabad lalu berbagai literatur telah menggambarkan perilaku saling bertukar pasangan seksual ini. Bahkan kini di Eropa, sedikitnya tercatat seribuan klub swinger yang aktif melakukan aktivitasnya. Untuk Eropa, swinger memang lebih menekankan pada pasangan-pasangan yang menikah dan mencari sensasi baru dalam hubungan fisik. Mereka menginjak usia rata-rata 31 tahun untuk wanita dan 34 tahun untuk pria. Bahkan para pelaku swinger di sana mengaku “ritual” ini berbeda dengan olah seks biasa. Mereka menganggap swinger lebih privat dan dilakukan secara khusus dengan pasangan resminya.

2 comments:

ya untuk orang indonesia jangan sampe ky gitu .menurut islam.itu dosa besar .

Betul.... Kasihan Generasi Muda Kita Klo sampai terjerumus..

Posting Komentar